Nama : Distiana Putri
NPM : 22211182
Kelas : 1EB05
Mata kuliah : Perekonomian Indonesia
PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
Apa
yang dimaksud dengan pengangguran? Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerjayang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran
tidak hanya disebabkan karena kurang nya lowongan pekerjaan, tetapi juga
disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja.
Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi
oleh pencari kerja.
Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Sebab berlakunya
pengangguran
Faktor utama
yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Para
pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan.
Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat
menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin
banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang
dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat hubungan
yang erat antar tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan
tenaga kerja yang dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak
penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
Faktor-faktor
lain yang menmbulkan pengangguran (i) menganggur karena ingin mencari kerja
lain yang lebih baik, (ii) pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang
mengurangi penggunaan tenaga kerja, dan (iii) ketidak sesuaian di antara
keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam
industri-industri.
Jumlah kesempatan kerja
Jumlah tenaga
buruh buruh yang sedang bekerja untuk orang lain atau perusahaan lain dan untuk
usaha milik sendiri secara sepenuh waktu. Tenaga buruh yang tidak bekerja atau
sedang bekerja tetapi jumlah jam kerjanya terbatas digolongkan sebagai
pengangguran.
Tenaga buruh atau angkatan kerja
Jumlah penduduk
yang tergolong dalam umur antara 15 tahun hingga 64 tahun, yang sedang bekerja
atau secara aktif sedang mencari pekerjaan.
INFLASI
Pengertian Inflasi
Apa
yang dimakud dengan inflasi? Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang
secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama
terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu
sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama
Inflasi
dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi
enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu inflasi
juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya
beli masyarakat secara umum akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri
dengan inflasi yang terjadi.
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk
kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara
dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Inflasi memiliki
dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak
terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang
menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan
cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh
juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
KETERKAITAN ANTARA INFLASI DENGAN
PENGANGGURAN
Bagaimana
keterkaitan antara inflasi dengan pengangguran?
Teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang
erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya
ini diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk
periode 1861-1957. Kurva
yang menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
dinamakan kurva Phillips. Kurva phillips yang menghubungkan
persentase perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti
diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam bentuk asli. Di
samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang biasa disebut
dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi
Argumentasi
untuk menjelaskan kurva phillips di atas dirumuskan dengan formulasi sebagai
berikut :
Laju inflasi =
Tingkat kenaikan upah – Tingkat kenaikan produktivitas
Sifat keterkaitan di antara inflasi
harga dan tingkat pengangguran :
Pada waktu pengangguran tinggi, kenaikan harga-harga
relative lambat, akan tetapi semakin rendah pengangguran, semakin tinggi
tingkat inflasi yang berlaku.
Dari kurva
phillips dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran
semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan
inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah .
Jadi, di teori ekonomi makro, ada perdebatan klasik masalah inflasi dan pengangguran yang dikenal luas dengan Kurva Phillips (yang sebetulnya belum terbukti salah dan benar secara umum di semua ekonomi/negara),. Kurva tersebut menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran rendah (dan output tinggi). Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya meningkatkan
pengangguran. Hubungan inflasi, output dan pengangguran (tiga hal yang sangat sentral dalam kebijakan makroekonomi) sangat ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan terhadap tenaga kerja akan meningkat (dengan sendirinya
pengangguran berkurang) dan produksi nasional juga meningkat (dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi meningkat). Akan tetapi, sebaliknya kenaikan aggregat permintaan tersebut akan menaikkan harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang dinamakan hubungan negatif inflasi dan pengangguran. Di tahun 50-an dan 60-an, hubungan negatif ini luas ditemukan di negeri maju seperti Inggris dan Amerika.
Bagaimana bila terjadi penurunan dalam aggregat penawaran terhadap barang-barang dan jasa-jasa? Penurunan penawaran dengan sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam permintaan. Akibatnya harga-harga meningkat (inflasi meningkat).
Akan tetapi karena penawaran menurun ini berarti permintaan terhadap tenaga kerja juga menurun yang dengan sendirinya menurunkan produksi nasional. Akhirnya yang terjadi adalah inflasi tinggi dan pengangguran tinggi (dan pertumbuhan ekonomi
rendah). Ini yang luas terjadi di tahun 70-an ketika terjadi resesi ekonomi global.
0 komentar:
Posting Komentar